Kamis, 28 November 2013

selayang pandang


Selayang pandang
      Namaku risma nafisah biasa di panggil risma atau emonk.aku terlahir dari keluarga yang sangat sedenghana.Ibuku bernama yanti dan bapakku bernama mastur.Sebelum mereka bercerai dulu keluargaku sangat rukun dan hidup bahagia.
    Perceraian mengubah segalanya yang asalnya bahagia jadi sedih sampai sampai aku di acuhkan oleh ayah ataupun ibu,setelah itu aku di urus sama nenek.
    Singkat cerita aku akhirnya di sekolahkan ke man sukamanah dan tinggal di pesantren sukahideng.Sampai sekarang aku tinggal dan hidup sangat bahagia karena banyak mencari ilmu dan banyak teman-teman.Dan akhirnya suasana rumah yang buruk pun terlupakan.aku ingin hidup di pesantren selamanya

sifat-sifat huruf

SIFAT-SIFAT HURUF

   Tujuan mempelajari sifat-sifat huruf adalah agar huruf yang keluar dari mulut kita semakin sesuai dengan keaslian huruf-huruf Al-Qur'an itu sendiri.

Sifat huruf adalah ciri yang menjelaskan perihal suatu huruf, perkara tajwid dalam bacaan al-Quran.

Melalui sifatnya, seseorang itu akan mampu membedakan suatu huruf, dengan keadaan pengucapan seperti tertahan, berdesing, melantun dan sebagainya. Kelebihan memahami sifat huruf ini adalah sebagai pelengkap kepada makhroj. Dengan mengetahui sifatnya, kita dapat membedakan lafadh pengucapan bagi huruf yang makhrojnya sama.

Tambahan pula, kita akan dapat mengenal huruf yang kuat dan lemah atau huruf yang dilafadhkan secara tebal dan tipis karena sifat yang wujud pada hurufnya.

Sifat huruf juga membantu ketepatan sebutan suatu huruf supaya dapat dilafadhkan dengan betul, terutamanya bagi huruf yang hampir sama pengucapannya seperti huruf tha (ث) dengan sin (س), ha' (ح) dengan ha (()

PENDAPAT ULAMA TENTANG JUMLAH BILANGAN SIFAT HURUF

     Ulama berselisih pendapat tentang jumlah bilangan sifat huruf, namun biasanya pendapat yang digunakan ialah pendapat Ibnu Jazari, yaitu terdapat 17 sifat huruf semuanya.


Pembagian Sifat Huruf ; Sifat Huruf terbagi kepada dua:

A. Sifat Lazimah (ﻻﺯﻣﻪ) yaitu Sifat yang mempunyai lawan

B. Sifat ‘Aridhah; (ﻋﺎﺭﻀﻪ)  yaitu sifat yang tidak mempunyai lawan.


Uraian;

A.  Sifat Lazimah (ﻻﺯﻣﻪ) yaitu Sifat  yang mempunyai lawan.

Sifat lazimah : Ciri kekal yang pasti ada pada setiap pengucapan huruf dalam semua keadaan, baik itu pada keadaan berbaris maupun mati. Terdapat 10 sifat yang tergolong dalam kategori ini:


 الْهَمْسُ ~ Al-Hamsu, lawan-nya   الْجَهْرُ ~ Al-Jahru
 الشِّدَّةُ ~ Asy-Syiddah, lawan-nya  
رَخَاوَةٌ ~ Ar-Rakhawah
 الاِسْتِعْلاََءُ ~ Al-Isti'la'  lawan-nya الاِسْتِفاَلُ ~ Al-Istifal
 الاِطْباَقُ ~ Al-Itbaq  lawan-nya الاِنْفِتاَحُ ~ Al-Infitah
 الاِذْلاَقُُ ~ Al-Izhlaq  lawan-nya الاِصْماَتُ ~ Al-Ishmat

Uraian :

A. Sifat Lazimah yaitu Sifat yang mempunyai lawan


1الْهَمْسُ ~  Al-Hamsu/Al-Hams

 الْهَمْسُ ~  Al-Hamsu  atau Al-Hams, menurut bahasa adalah suara yang disembunyikan/ disamarkan. Cara pengucapannya ialah dengan mengeluarkan nafas ketika melafadhkan huruf.

Terdapat 10 huruf yang bersifat hams, dikelompokkan dalam lafadh:
  (
فَحَثُّهُ شَخْصٌ سَكَتْ) ~ fahath-thahu syakhshun sakat, 
yaitu: 
fā' (ف), ḥā' (ح), thā' (ث), hā' (ه), syīn (ش), khā' (خ), shod (ص), sīn (س), kāf (ك), dan tā' (ت).

2الْجَهْرُ ~ Al-Jahru/Al-Jahr

الْجَهْرُ ~ Al-Jahru/Al-Jahr, menurut bahasa artinya jelas, terang dan nyata. Cara pengucapannya ialah dengan jelas, terang dan tertahannya nafas ketika melafadhkan huruf .
 

Huruf-hurufnya ialah 18 huruf, yang berwarna abu-abu; 
yatu ;
أ ب ج د ذ ر ز ض ط ظ ع غ ق ل م ن و ي

 الْهَمْسُ ~ Al-Hamsu  lawan-nya    الْجَهْرُ ~ Al-Jahru:  "Bila sifat Al-Hams mengeluarkan nafas bersama pengucapan huruf sebaliknya Al-Jahr menahan nafas ketika pengucapan huruf-hurufnya."

~*~

  الشِّدَّةُ ~ Asy-Syiddah, lawan-nya  رَخَاوَةٌ ~ Ar-Rakhawah


 3. الشِّدَّةُ ~ Asy-Syiddah

 
الشِّدَّةُ ~ Asy-Syiddah, menurut bahasa artinya kuat. Cara pengucapan hurufnya  dengan menahan suara sejenak di tempat makhraj, kemudian melepaskannya secara tiba-tiba bersama udara.

Terdapat 8 huruf yang bersifat syiddah dan dikelompokkan dalam lafadh :
(أَجِدْ قَطٍ بَكَتْ ) ~ajid' qath-thin bakat,
yaitu
: hamzah (ء), jīm (ج),  dāl (د),  qāf (ق),  ṭā' (ط), bā' (ب),  kāf (ك),  dan tā' (ت).
*Antara Asy-Syiddah dan Ar-Rakhawah ada  التَّوَ سُّطُ ~ At-Tawas-Suth/Mutawassith:

التَّوَ سُّطُ ~ At-Tawas, memurut bahasa artinya sedang. Cara pengucapan hurufnya dengan pertengahan suara.

Terdapat 5 huruf yang bersifat At-Tawas-suth, dikelompokkan dalam
lafaz :  لن عمر ~ lin 'umara, yaitu; lam (ل), nun (ن), 'u (ع), mim (م), ra' (ر)

4.
رَخَاوَةٌ~ Ar-Rakhawah

الرَّجاَوَةُ ~ Ar-Rakhawah, menurut bahasa adalah  lemah. Cara pengucapannya ialah dengan mengeluarkan suara ketika melafadhkan huruf tanpa ada hambatan. 

Hurufnya ada 15, yaitu selain huruf  Syiddah dan At-Tawas-suth/Mutawassith ,
yaitu;
ث ح خ ذ ز س ش ص ض ظ ف و ه ي غ

 الشِّدَّةُ ~ Asy-Syiddah, lawan-nya  الرَّجاَوَةُ ~ Ar-Rakhawah:   "Bila Asy-Syiddah menahan suara sebelum pengucapan huruf, sebaliknya Ar-Rakhawah dengan mengeluarkan suara ketika melafadhkan huruf tanpa ada hambatan."                                                 

~*~


  الاِسْتِعْلاََءُ ~ Al-Isti'la'  lawan-nya الاِسْتِفاَلُ ~ Al-Istifal


5. الاِسْتِعْلاََءُ ~ Al-Isti'la'

الاِسْتِعْلاََءُ ~ Al-Isti'la', menurut bahasa artinya mengangkat. Cara pengucapan huruf dengan terangkatnya sebagian besar lidah ke langit-langit.

Hurufnya ada 7, yaitu yang tergabung dalam kalimat
;
خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ ~ Khush-sha ḍhaghṭin qiz,
yaitu : kha
' (خ), ṣhad (ص), ḍhad (ض), ghayn (غ), ṭa' (ط), qaf (ق), dan za' (ظ).

6.  الاِسْتِفاَلُ ~ Al-Istifal,
menurut bahasa artinya menurun. Cara pengucapan huruf   disertai dengan  menurunkan sebahagian besar lidah ke dasar permukaan mulut.

Hurufnya ada 21 yaitu selain huruf-huruf Isti'la'

 الاِسْتِعْلاََءُ ~ Al-Isti'la'  lawan-nya الاِسْتِفاَلُ ~ Al-Istifal : "Bila Al-Isti'la' terangkatnya sebagian besar lidah ke langit-langit sebaliknya Al-Istifal menurunkan sebahagian besar lidah ke dasar permukaan mulut."


~*~



  الاِطْباَقُ ~ Al-Itbaq  lawan-nya الاِنْفِتاَحُ ~ Al-Infitah


7. الاِطْباَقُ ~ Al-Itbaq 

الاِطْباَقُ ~ Al-Itbaq  menurut bahasa artinya  menutup. Cara pengucapan hurufnya  dengan lingkaran sekeliling lidah  menutup ke arah langit-langit lidah.

Hurufnya ada 4, yaitu :
Shod (ص) , Dhad(ض), Tha(ط) dan Zha( ظ).

8.  الاِنْفِتاَحُ ~ Al-Infitah,
menurut bahasa ialah membuka. Cara pengucapan hurufnya, dengan merenggangkan lidah dari langit-langit.

Hurufnya ada 24, semua huruf hijaiyah selain Shad, Dhad, Tha dan Zha.


 
الاِطْباَقُ ~ Al-Itbaq  lawan-nya الاِنْفِتاَحُ ~ Al-Infitah: "Bila Al-Itbaq  lingkaran sekeliling lidah  menutup ke arah langit sebaliknya Al-Infitah membuka dan meregangkan lidah dari langit-langit."

~*~

  الاِذْلاَقُُ ~ Al-Izhlaq  lawan-nya الاِصْماَتُ ~ Al-Ishmat


9. الاِذْلاَقُُ ~ Al-Izhlaq

 
الاِذْلاَقُُ ~ Al-Izhlaq, menurut bahasa Idzlaq artinya bagian lancip lidah. Cara pengucapan huruf  dengan ringan dan cepat karena makhrajnya di ujung lidah dan sebagian lagi keluar dari dua bibir.

Hurufnya ada 6, yaitu yang tergabung dalam kata : 

 فر من لب ~ firra min lubbin, yaitu ; fā' (ف), ra (ر), mim (م),nun (ن), lam(ل )dan bā' (ب)

10. الاِصْماَتُ ~ Al-Ishmat,
menurut bahasa artinya tertahan. Cara pengucapan hurufnya  agak berat dan tidak dapat dilafadhkan dengan cepat karena makhrajnya jauh dari ujung lidah.

Hurufnya ada 22, yaitu selain huruf Idzlaq.


 
الاِذْلاَقُُ ~ Al-Izhlaq  lawan-nya الاِصْماَتُ
~ Al-Ishmat: "Bila Al-Izhlaq pengucapan huruf  dengan ringan dan cepat sebaliknya Al-Ishmat pengucapan hurufnya  agak berat dan tidak dapat dilafadhkan dengan cepat karena makhrajnya jauh dari ujung lidah."

hukum mad



    Seseorang dikatakan benar dalam membaca Al-Qur’an adalah ketika dia membacanya sesuai dengan qoidah-qoidah ilmu tajwid, karena Alloh Ta’ala berfirman :

{ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلاً } (المزّمِّل : 4 )

Artinya :
Dan bacalah Al-Quran itu dengan tartil (perlahan-lahan)”. (Al-Muzammil:4)
Maknanya adalah jelaskanlah bacaannya dengan sejelas-jelasnya.
Maka dengan demikian para ulama bersepakat bahwa mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah akan tetapi mengamalkannya adalah fardhu ‘ain.
maka dari itu saya ingin berbagi sedikit ilmu mengenai ilmu tajwid yaitu mengenai MAD :

A. PENGERTIAN DAN HURUF HURUF MAD 
Menurut bahasa mad  artinya “panjang” . Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid ialah memanjangkan bacaan menurut aturan-aturan yang tertentu dalam Al-Qur’an.
Huruf mad ada 3 (tiga), yaitu :
o   Alif dan huruf sebelumnya berbaris fathah.

قَالُوْا

o   Wawu mati dan huruf sebelumnya berbaris dhommah.

قُوْلُوْا

o   Ya mati dan huruf sebelumnya berbaris kasrah.

قِيْلاَ
                                                                                           
B. MACAM MACAM MAD

1.   Mad Asli

Mad asli : Memanjangkan bacaan karena ada huruf mad dan tidak ada sebab yang mengubah keasliannya.

Cara Membaca mad asli panjangnya  1 alif atau  2 harakat. Nama lain dari mad asli adalah mad tabi’i

قَالُوْا, قِيْلاَ , قُوْلُوْا
2. Mad Far’i

 Mad far’i ialah mad yang panjangnya lebih dari pada mad tabi’i dengan adanya beberapa sebab, yaitu bila di hadapannya terdapat huruf  hamzah yang berbaris hidup, atau huruf lainnya yang berbaris sukun (mati) atau huruf sesudahnya itu bertasydid.



C. MACAM MACAM MAD FAR'I

Mad far’i terbagi menjadi 13 macam, yaitu :


1.   Mad Wajib Muttasil

Mad wajib muttasil yaitu apabila mad asli diikuti oleh huruf hamzah, dalam satu kata. Qadar (Ukuran) madnya dua setengah alif atau lima harakat.

مَآءٍ مِنْ , خَيْرُالنِّسَآءِ , نَآئِمُوْنَ وَهُمْ


2.  Mad Ja’iz Munfasil

Ja’iz artinya boleh. Munfasil artinya terpisah.
Mad ja’iz munfasil ialah apabila mad asli bertemu dengan huruf hamzah pada dua kata. Huruf mad pada akhir kata yang pertama dan hamzah pada kata kedua yang menyambutnya. Hamzah tersebut berada awal kata yang kedua.

Hukum atau cara membacanya ada tiga macam, yaitu :
o   Ketika cepat, yaitu satu alif atau dua harakat.
o   Ketika sederhana, yaitu dua alif atau empatharakat.
o   Ketika bertajwid betul, yaitu dua setengah alif atau lima harakat

اَمَنُوْا قُوْاأَنْفُسَكُمْ يَاأَيُّهَاالَّذِيْنَ

3. Mad Arid Lissukun

Arid artinya baru. Lissukun artinya karena sukun (mati).
Mad Arid lissukun ialah mad asli yang diiringi huruf hidup dalam satu kalimat, tetapi dibaca mati karena di waqafkan.

Hukum atau cara membacanya ada tiga macam,yaitu :

o   Tul (panjang) yaitu 3 alif atau 6 harakat.
o   Tawassut (sedang) yaitu 2 alif atau 4 harakat.
o   Qasar (pendek) yaitu 1 alif atau 2 harakat.
Keterangan :
    Bila tidak di waqafkan tetap mad asli atau mad tabi’i.

تَعْلَمُوْنَ , يَنْظُرُوْنَ



4. Mad Layyin atau Mad Lin

Lin artinya lunak.
Mad Lin ialah wau mati atau ya mati sesedah huruf berbaris fathah serta diiringi sebuah huruf hidup.
Mad Lin ini terjadi bila dihentikan. Jika tidak dihentikan,Tidak jadi mad lin atu tidak ada mad.
Membunyikan wau atau ya  ketika matinya seperti itu tidak boleh di keraskan dengan menekan suara padanya, tapi hendaknya dengan dilunakan begitu rupa sesuai dengan namanya yaitu lunak
Hukum atau cara membacanya :
o   Boleh 1 alif atau 2 harakat
o   Boleh 2 alif atau 4 harakat
o   Boleh 3 alif atau 6 harakat

مِنَ الْخَوْفِ , مِنَ الْقَوْمِ ,رَأْيَ الْعَيْنِ

5.  Mad Badal

Badal artinya ganti. Mad badal ialah terhimpunanya huruf mad beserta hamzah dalam satu suku kata.
Hukum atau cara membacanya yaitu :
o   1 alif atau 2 harakat
آَدَمُ , آَمَنُوْا , اِيْمَانًا

6. Mad farq
  
Farq artinya beda. Mad farq ialah mad badal yang diiringi oleh huruf yang bertasydid. Dinamakan mad farq karena untuk membedakan bahwa hamzah tersebut adalah hamzah untuk bertanya (Apakah).

hukum atau cara membacanya ialah :
o   3 alif atau 6 harakat

الْبَيْتَالْحَرَامْ وَلاَآمِّيْنَ

7. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi/Kalimi

Lazim artinya harus. Mukhaffaf  artinya diringankan. Kilmi artinya kata. Jadi, mad lazim mukhaffaf kalimi ialah adanya huruf mad yang diiringi atau disambut oleh huruf mati.
Hukum atau cara membacanya ialah :
o   3 alif atau 6 harakat.

آلآنَ

8. Mad Lazim Musaqqal Kilmi

Musaqqal artinya diberatkan. Mad lazim musaqqal kalimi ialah apabila ada mad tabi’i bertemu dengan huruf bertasydid dalam satu kata.

Hukum atau Cara membacanya ialah :
o   3 alif atau 6 harakat.

وَلاَالضَّآلِّيْنَ , اَلصَّآخَّهْ , اَلطَّآمَّهْ

9.Mad Lazim Mukhaffaf Harfi

Mad Lazim mukhaffaf harfi ialah mad (panjang) dengan satu alif atau dua harakat ketika membaca huruf Ha, Ya, Tho, Hamzah, Ra. Yang terdapat pada awal surah-surah Al-Qur’an tertentu.
ح : حم
DIBACA: HÄMÏM
ي : يس
DIBACA: YÄSÏN
ط : طه
DIBACA: THÖHÄ
ه : طه
DIBACA: THÖHÄ
ر : الر
DIBACA: ALIF LÄMRÖ
10. Mad Lazim Musaqqal Harfi

Mad lazim musaqqal harfi ialah mad (panjang) dengan tiga atau enam harakat.
Cara membaca mad lazim musaqqal harfi, yaitu membaca huruf yang diberi tanda tiga alif atau enam harakat.
Kemudian apabila ada tanda syaddah, maka membaca mad lazim musaqqal harfi harus di idghomkan kepada huruf yang berada dihadapanya.
Disini yang di idghomkan ialah huruf lam kepada mim dan huruf sin kepada mim.

Contoh :


11. Mad Silah

Silah artinya bergabung . Mad silah ialah mad yang berlaku pada ha dhamir (kata ganti). Khususnya pada hu dan hi yang artinya “dia” . Letaknya selalu di akhir kalimat.
Mad silah terbagi menjadi 2 macam, yaitu :

o   Mad silah qasirah

Artinya mad silah yang pendek
Yang di maksud adalah mad yang terjadi sesudah bersambungnya “ha dhamir” dengan huruf hidup.
Hukum atau cara membacanya ialah :
1 alif dan 2 harakat

اِنَّهُ كَانَ , مَافىِالسَّمَوَاتِ وَلَهُ

o  Mad silah tawilah

        Artinya mad silah yang panjang.
        Yang dimakasud adalah mad yang terjadi jika “ha dhamir” terdapat huruf Hamzah yang hidup.

Hukum atau cara membacanya ialah :
o   2 sampai 5 harakat.

اِلاَّبِإِذْنِهِ عِنْدَهُ ,اِلاَّ بِمَاشَآءَ

12.    Mad Iwad

Iwad artinya ganti.Mad iwad ialah apabila Fathatain pada bacaan waqaf (bacaan berhenti) di akhir kalimat.

Hukum atau cara membacanya adalah 1 alif atau 2 harakat. Kecuali ta marbutah yang berbaris fathatain, bila dihentikan tidak jadi mad iwad, akan tetapi menjadi “HA”.

لِبَاسَا , عِوَاجَا

13.     Mad Tamkin

Tamkin artinya penetapan. Mad tamkin ialah mad yang terdiri dari 2 huruf “ya” yang bertemu dalam satu kalimat, sedangkan yang pertama berbaris kasrah dan bertasydid , dan yang kedua mati(sukun).

عِتِيِّيْنَ , عِلِيِّيْنَ ,حُيِّيْتُمْ ,نَبِيِّيْنَ

qalqalah

Hukum Bacaan Qalqalah

Hukum Bacaan Qalqalah
    Kata qalqalah secara bahasa berasal dari bahasa Arab yang bermakna pantulan suara. Dalam ilmu tajwid qalqalah berarti pantulan suara dari salah satu huruf qalqalah yaitu, ب ج د ط ق (agar lebih mudah mengingatnya, kamu dapat membacanya: Ba-Ju-Di-To-Ko). Jadi, jika salah satu huruf ini berharakat sukun, maka cara membacanya dengan dipantulkan. Hukum bacaan qalqalah terdiri atas dua jenis yaitu: qalqalah sugra- (kecil) dan qalqalah kubra- (besar).
   Perbedaan antara qalqalah sugra dan qalqalah kubra hanya pada letak hurufnya. Apabila salah satu hurufnya terletak di tengah kata dan apabila hurufnya mati karena sukun, maka itu adalah qalqalah sugra, dan jika hurufnya mati karena waqof / diakhir kalimat, maka itu adalah bacaan qalqalah kubra.

hukum lam jalalah

Hukum Membaca Lam Jalalah

 

     Menurut Hafs, bahwa semua lam yang ada didalam Al Qur an adalah dibaca tarqiq atau tipis kecuali lam yang terdapat dalam lafadh Allah (lafdhul jalalah) harus dibaca dengan taghlidh berat atau tebal.

    Adapun tebalnya lam pada lafdhul jalalah itu terbatas yakni ketika lafadh Allah itu jatuh setelah harokat Fathah atau dhommah. Alasan dibaca tebal adalah menandakan akan keagungan Dzat Allah.

 Contoh. وَاللّهُ سَمِيْعٌ , يَوْمَ يَجْمَعُ اللّه
 
Sedangkan apabila lafadh Allah jatuh setelah harokat kasroh tetap dibaca tarqiq atau tipis. Alasannya adalah karena sulit untuk diucapkan.

Contoh : ولِلّهِ, أمِ اللّهِ